Senin, 20 April 2015

Cara membersihkan usus

Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat”(H.R. Muslim)
Berabad silam, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalaam telah mengindikasikan bahwa sebagian besar penyakit bersumber dari perut, yakni dari usus yang kotor.
Tahukah Sahabat Ummi bahwa panjang saluran pencernaan manusia 6 kali tinggi badan (± 10 meter) dalam jangka waktu panjang akan dikotori sisa makanan yang tidak terbuang yang rata–rata beratnya 3 – 11 kg, yang membusuk dan mengeluarkan zat–zat beracun di dalam usus kita. Zat racun /toxin ini terserap oleh usus dan menjadi sumber segala penyakit yang berbahaya.
Ibarat selang air yang dipenuhi dengan lumut hijau, bagian dalam usus kita juga akan penuh dengan tumpukan kotoran yang membuat saluran pencernaan tidak lancar jika tidak pernah dibersihkan.

Lalu bagaimana kah cara membersihkan usus yang kotor?
Cara terbaik untuk membersihkan usus besar secara alami adalah melalui makanan. Dengan pilihan makanan yang tepat, usus besar dapat dihapus dari racun dan limbah yang berpotensi merusak
Berikut ini beberapa makanan yang dapat membersihkan usus yang kotor:
1. Bawang putih
Bawang putih diketahui mematikan parasit dari usus. Ia memiliki kandungan antibakteri, yang menghambat pertumbuhan jamur dan virus. Bawang putih juga memiliki manfaat tambahan yang membantu meningkatkan perkembangan bakteri baik di dalam usus. 

2. Kelapa
Buah ini juga diketahui dapat membantu membunuh parasit dari saluran pencernaan. Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai menengah (kaprilat, kaprat, dan asam laurat) yang merupakan kandungan antijamur, bermanfaat untuk mengobati infeksi jamur di organ sistem pencernaan. 

3. Lidah buaya
Lidah buaya memiliki racun dan pembersih alami yang membantu usus mempertahankan fungsi pencernaan sehat. Lidah buaya juga memiliki pencahar alami, membuatnya bermanfaat bagi orang yang rentan terhadap sembelit karena mampu menghilangkan racun dan parasit dari usus secara efektif. 

4 Serat dan probiotik
Untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi serat seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sementara probiotik penting dikonsumsi untuk mengembalikan keseimbangan bakteri baik dalam usus. Probiotik bisa didapat dari yoghurt dan miso.
5. Banyak minum air putih
Salah satu cara untuk membuang racun dalam tubuh adalah dengan minum banyak air putih. Dengan minum banyak air putih, minimal 8-10 gelas setiap hari akan menghindarkan tubuh dari dehidrasi selama proses pembersihan usus.

Senin, 23 Maret 2015

Thanks Mom

Bunda..
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
setegas kasihmu..
Semampu dan selalu ada untuk kami anakmu..
kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku..

Diatas langit yang tak terbatas..
kau topangkan kasihmu tanpa merasa lelah..
Trimakasih Bunda.. terimakasih telah menjagaku hingga dewasa..
Memberikanku seluruh cinta tanpa putus asa..
dengan cintamu, aku merasakan kekuatan yang sungguh luar biasa..


Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!

PERENCANAAN TRANSPORTASI I

Perencanaan Transportasi:
Suatu usaha untuk memprediksikan proses perpindahan manusia, barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain pada masa mendatang berdasarkan data perpindahan yang ada sebelumnya (dengan membuat suatu model).

Tujuan perencanaan transportasi yaitu memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan transportasi (missal: jumlah pergerakan dengan kendaraan umum/pribadi) pada masa mendatang, yang digunakan untuk kepentingan kebijakan investasi perencanaan transportasi.

KOMPONEN SISTEM TRANSPORTASI 
Transport demand (tata guna lahan atau sistem kegiatan):
Berkaitan dengan sebidang tanah/lahan yang digunakan untuk suatu kegiatan, misal: untuk perumahan, perindustrian dan lain-lain, dan bagaimana intensitas kegiatan yang terjadi di sebidang tanah atau lahan tersebut.
    Transport supply (sarana dan prasarana transportasi atau sistem         jaringan):
Merupakan penghubung fisik antara tata guna lahan satu dengan yang lain. Yang termasuk dalam transport supply adalah: jaringan jalan, rute angkutan kota, fasilitas pejalan kaki, serta karakteristik operasional moda.
    Traffic (lalu lintas atau sistem pergerakan):
   Merupakan hasil interaksi antara transport demand dengan transport supply.
KONSEP PERGERAKAN ASAL TUJUAN DAN LAND-USE
Pergerakan/trip (orang, barang atau jasa) terjadi dalam rangka pemenuhan kebutuhan seseorang terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, trip terjadi karena manusia melakukan aktivitas tertentu dari satu tempat ke tempat lain, pergerakan dapat terjadi jika kedua tempat tersebut terhubung.
Konsep pergerakan dikelompokkan berdasarkan pada:
1.    Ciri pergerakan non-spasial (tanpa batas ruang)
a.  Mengapa pergerakan terjadi? Apa sebabnya?
Dapat dikelompokkan berdasar maksud pergerakan, misal: ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, rekreasi.
Rata-rata pergerakan dibuat berbasis rumah tinggal (berawal dan berakhir) sehingga disebut HOME BASE TRIP
b.  Kapan pergerakan dibuat? Hari apa? Jam berapa?
Ciri ini dapat dihubungkan dengan maksud pergerakan dilakukan (misal untuk alasan ke kantor, Solo rata-rata masuk kantor sekitar jam 8, sehingga banyak pergerakan terjadi sekitar jam 8).
Ciri ini menghasilkan pola pergerakan dengan variasi harian, mingguan, tahunan.
c.  Dengan apa pergerakan dilakukan? Apa modanya? Apakah kendaraan pribadi? Apakah kendaraan umum?
2.    Ciri pergerakan spasial (dengan batas ruang)
a.  Pola guna lahan
b.  Pola pergerakan orang
Pola perjalanan orang terkait dengan pola tata guna lahan berupa pemukiman, perindustrian, perkantoran.
c.  Pola pergerakan barang
Pola perjalanan barang dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi serta pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke pasar
Sasaran transportasi yang diharapkan, yang tertulis secara lengkap dalam SISTRANAS 2005 adalah:

§  Aspek keselamatan
§  Aksesibilitas
§  Keterpaduan
§  Kapasitas
§  Teratur
§  Lancar dan cepat
§  Kemudahan
§  Tepat waktu
§  Nyaman
§  Tarif terjangkau
§  Tertib
§  Aman
§  Polusi rendah, Efisien

INTERAKSI LAND-USE DENGAN TRANSPORT SUPPLY
Interaksi yang terjadi antara land-use dengan transport supply yang berupa arus lalu lintas (traffic flow) dinyatakan dalam beberapa tahapan yang dilakukan secara berurutan, yaitu:
Aksesibilitas dan mobilitas
§  Aksesibilitas adalah suatu konsep yang menggabungkan land-use secara geografis dengan sistem transportasi, yang merupakan suatu ukuran untuk mencapai suatu tempat dengan mudah. Atau dapat dikatakan kemudahan suatu tempat untuk dicapai.
§  Mobilitas adalah kemudahan seseorang untuk bergerak. Kebijakan yang dilakukan dalam transport supply dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan.
§  Misal: pembangunan jaringan jalan akan membuka suatu wilayah yang terpencil sehingga wilayah tersebut mudah untuk dicapai atau orang mudah untuk menuju ke tempat tersebut. Daerah mudah dicapai maka pembangunan di wilayah tersebut dapat terjadi. Mudah mengandung makna: jarak lebih pendek, waktu tempuh menjadi lebih sedikit, biaya lebih murah (dengan kata lain, cepat lancar, murah)
Bangkitan lalu lintas
    Untuk mengetahui bagaimana perjalanan dapat dibangkitkan dari suatu guna lahan atau dapat tertarik ke suatu guna lahan.
Sebaran lalu lintas
Untuk mengetahui bagaimana perjalanan tersebut disebarkan secara geografis di dalam daerah kajian/studi.

KONSEP DASAR DLM PERENCANAAN TRANSPORTASI
Konsep dasar ini merupakan konsep untuk merencanakan transportasi, baik untuk daerah yang masih baru dibuka lahannya, ataupun untuk evaluasi kondisi transportasi yang sudah ada. Konsep ini sering disebut dengan istilah Teknik Prediksi Permintaan Transportasi yang terdiri atas 4 tahap (four stage model):
1.  Bangkitan perjalanan (trip generation)
2.  Distribusi perjalanan (trip distribution)
3.  Pemilihan moda/jenis kendaraan (modal split)
4.  Pemilihan rute (route choice atau traffic assignment)
Trip Generation
Merepresentasikan jumlah orang yang dibangkitkan dari suatu daerah atau zona, ataupun ditarik ke suatu zona akibat kegiatan yang ada di zona tersebut.
Bangkitan perjalanan terdiri dari dua unsur pembentuk dengan mendasarkan pada asal-tujuannya, yaitu: trip production (bangkitan) dan trip attraction (tarikan).
Setiap zona mempunyai bangkitan dan tarikan yang nilainya dipengaruhi oleh tipe dan intensitas land-use. Tapi nilainya tidak selalu sama dan terjadinya tidak selalu bersamaan.Tahap ini hanya menghasilkan jumlah bangkitan (Oi) dan tarikan (Dd) saja, tidak diketahui dari mana dan kemana pergerakannya.

TRIP DISTRIBUTION
Menyatakan pembagian atau distribusi perjalanan antar zona atau daerah. Model ini sudah menyatakan bentuk matrik asal tujuan.
MODA SPLIT
Menyatakan penggunaan kendaraan pada suatu daerah asal tujuan perjalanan tertentu, apakah kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda yaitu:
§  Karakter perjalanan yang dibuat (misal: jarak, waktu dan tujuan)
§  Karakter orang yang melakukan perjalanan (kepemilikan kendaraan pribadi, dan pendapatan).
§  Karakteristik sistem transportasinya (waktu tempuh, biaya, waktu tunggu, frekuensi, dan kenyamanan).
Dalam masalah pemilihan moda ada dua kelompok konsumen jasa angkutan, yaitu paksawan/captive dan pilihwan/choice.
Rute Choice
Menunjukkan pola arus lalu lintas sebagai akumulasi pemilihan rute dari traveler, yang menghasilkan jumlah arus yang berbeda tiap rute.
Dasar pemilihan suatu rute dilandaskan pada  persepsi bahwa traveller akan memilih rute yang meminimumkan biaya perjalanannya (general cost).
MODEL DALAM TRANSPORT SYSTEM
1.  Model Matematis
Misal model yang menyatakan jumlah perjalanan (Y) yang dibangkitkan dari zona i dengan berdasarkan jumlah penduduk (X).
Y = 89,5 + 5,89X 
2.  Model Grafis 
Model grafis digunakan karena transportasi yang merupakan pergerakan dari zona asal ke zona tujuan mempunyai bentuk 3 demensi, sehingga untuk memudahkan memahami dan agar lebih komunikatif perlu disajikan dalam bentuk 2 demensi. Representasi suatu kegiatan (land-use), biasanya dikaitkan dengan penetapan batas-batas wilayahnya.
a.   Batas wilayah studi (cordon line), merupakan garis yang membatasi daerah studi, atau daerah inti permasalahan pokok. Daerah studi merupakan daerah yang punya kontribusi yang besar terhadap pergerakan yang terjadi dalam wilayah studi (internal area), dan pergerakan di luar area kontribusinya kecil.
b.  Screen line, merupakan garis batas yang digunakan utk meletakkan titik-titik kontrol dalam mengecek hasil trip assignment.
Garis ini biasanya membagi daerah studi menjadi 2 bagian yang hampir sama, dapat berupa batas-batas alam seperti sungai ataupun yang bukan alam, seperti jalur rel.
c.   Wilayah studi dibagi dalam beberapa wilayah kecil yang disebut zona, yaitu bidang tanah yang punya keseragaman guna lahan atau punya kegiatan yang sama. Pergerakan pada suatu zona, biasanya diwakili oleh pergerakan dari pusat zona (zone centroid) tersebut, yaitu daerah yang dianggap sebagai titik awal/akhir pergerakan zona tersebut.

 

Minggu, 22 Maret 2015

About Me


IRIGASI SPRINKLE

Perencanaan Irigasi Sprinkler

Perencanaan yang akurat akan menghasilkan kinerja jaringan yang optimal sehingga penerapan irigasi sprinkler pada komoditas Tanaman Bernilai Ekonomis Tinggi (TBET) akan menghasilkan keuntungan yang dapat mengembalikan biaya investasi. Kinerja irigasi curah yang optimal juga memperhitungkan faktor luas dan kesesuaian lahan, ketersediaan sumber air (air permukaan atau air tanah) serta jenis tanaman.
-        Tekanan air pada irigasi sprinkler:
-        tekanan rendah (2,0 – 3,5 bar),
-        menengah (3,5 – 5,0 bar)
-        bertekanan tinggi (>5,0 bar)
Metode pemberian air dengan pencurah seperti hujan. Diameter pembasahan sistem irigasi sprinkler berkisar antara 12 sampai dengan 80 meter.
Catatan: 1 bar = 10,15 kolom air

Keunggulan penggunaan irigasi curah dibandingkan dengan sistem irigasi konvensional (gravitasi) antara lain:
1.    pengukuran air lebih mudah dilakukan, efisiensi penggunaan air yang lebih tinggi,
2.    sistem penyiraman dapat direncanakan sehingga tidak terlalu mengganggu proses penanaman dan pekerjaan pertanian yang lain dan
3.    lebih sedikit lahan produktif yang diambil (karena distribusinya dengan pipa yang bisa ditanam),
4.    cocok untuk lahan pertanian jenis tanah bertekstur pasir tanpa menimbulkan masalah kehilangan air yang berlebihan melalui perkolasi, kondisi tanah tidak bertekstur liat halus, dengan laju infiltrasi lebih dari 4 mm/jam,
5.    sesuai untuk lahan-lahan dengan topografi berlereng dan bergelombang tanpa menimbulkan erosi
6.    serta dapat digunakan untuk keperluan lain di samping memenuhi kebutuhan air tanaman, seperti untuk pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit.
7.    komoditas yang dibudidayakan tidak memerlukan irigasi genangan
Namun kelemahan sistem irigasi curah antara lain:
1.    membutuhkan biaya investasi dan biaya eksploitasi yang tinggi, misalnya untuk pompa air, pemindahan pipa-pipa dan perawatan komponen lainnya, memerlukan rancangan dan tata letak yang teliti,
2.    Pada saat ditribusi air, dipengaruhi oleh keadaan angin setempat (kecepatan angin kurang dari 13 km/jam)
Tahapan perencanaan:
  1. Penentuan Lokasi Dan Jenis Tanaman,
  2. Kondisi  Sumber Air  
  3. Kebutuhan Air Untuk Sprinkler
  4. Penentuan Jenis Dan Spesifikasi Sprinkler Head
  5. Karakteristik Pipa Dan Rancangan Tata Letak Jaringan,
  6. Perencanaan Penyiraman
  7. Perhitungan Rancangan Hidrolik Dan Kebutuhan Tekanan Air (Pressure Head)
  8. Penentuan Kapasitas Pompa.
Tabel 1 Daya menahan air dari berbagai tekstur tanah setiap unit kedalaman
Tekstur
Kapasitas menahan air
Kisaran (mm/m)
Rata-rata (mm/m)
Tekstur sangat kasar-pasir sangat kasar
33 – 62
42
Tekstur kasar – pasir kasar, pasir halus dan pasir berlempung
62 – 104
83
Tekstur agak kasar – lempung berpasir
104 – 145
125
Tekstur sedang – lempung berpasir sangat halus, lempung dan lempung berdebu
125 – 192
167
Tekstur agak halus – lempung berliat, lempung liat berdebu dan lempung liat berpasir
145 – 208
183
Tekstur halus – liat berpasir, liat berdebu dan liat
133 – 208
192
Gambut
167 – 250
208
  n adalah meter dimana hidrolikaSumber : Soil Conservation Service (SCS), 1970 didalam Keller and Bliesner, 1990
Tabel 2 Deplesi lengas yang direkomendasikan (p)
Deplesi (p)
(%)
Kedalaman Akar
25 –40
Tanaman dengan perakaran dangkal (< 0,8 m)
40 – 50
Tanaman dengan perakaran sedang (0,8 m – 1,5 m)
50
Tanaman dengan perakaran dalam (> 1,5 m)
Sumber : Keller and Bliesner, 1990
Banyaknya air irigasi yang diberikan ditentukan:
-         berdasarkan kemampuan tanah memegang air àyang menunjukkan jumlah air tanah tersedia untuk tanaman
-        serta penyerapan air oleh tanaman
-        jumlah air tanah tersedia
Ø  selisih antara kapasitas lapang dengan titik layu permanen.
Ø  Air irigasi harus segera diberikan sebelum kadar air tanah mencapai titik layu permanen, yang disebut dengan deplesi lengas yang direkomendasikan. Nilai deplesi (p) yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3  Kedalaman akar efektif beberapa jenis tanaman
Tanaman
Kedalaman akar (m)
Tanaman
Kedalaman akar (m)
Alfalfa
1,2 – 1,8
Salada
0,2 – 0,5
Almond
0,6 – 1,2
Lucerne
1,2 – 1,8
Apel
0,8 – 1,2
Oat
0,6 – 1,1
Aprikot
1,6 – 1,4
Zaitun
0,9 – 1,5
Artichole
0,6 – 0,9
Bawang
0,3 – 0,6
Asparagus
1,2 – 1,8
Parsnip (sejenis wortel)
0,6 – 0,9
Alpukat
0,6 – 0,9
Buah passion
0,3 – 0,5
Pisang
0,3 – 0,6
Rumput
0,3 – 0,8
Barley
0,9 – 1,1
Kacang polong
0,4 – 0,8
Buncis (kering)
0,6 – 1,2
Persik
0,6 – 1,2
Buncis (hijau)
0,5 - 0,9
Kacang tanah
0,4 – 0,8
Buncis besar
0,6 – 1,2
Pir
0,6 – 1,2
Beet (gula)
0,6 – 1,2
Lada
0,6 – 0,9
Beet
0,4 – 0,6
Plum
0,6 – 1,2
Berries
0,6 – 1,2
Kentang
0,6 – 0,9
Brokoli
0,6
Ubi
0,6 – 0,9
Brussels sprout
0,6
Labu
0,9 – 1,2
Kubis
0,6
Lobak
0,3
Belewah
0,6 – 1,2
Safflower
0,9 – 1,5
Wortel
0,4 – 0,6
Sorgum
0,6 – 0,9
Cauliflower
0,6
Sorgum (silase)
0,9 – 1,2
Seledri
0,6
Kedelai
0,6 – 0,9
Chard (sejenis lobak)
0,6 – 0,9
Bayam
0,4 – 0,6
Ceri
0,8 – 1,2
Squash
0,6 – 0,9
Jeruk
0,9 – 1,5
Strawberi
0,3 – 0,5
Kopi
0,9 – 1,5
Tebu
0,5 – 1,1
Jagung (biji)
0,6 – 1,2
Rumput sudan
0,9 – 1,2
Jagung (manis)
0,4 – 0,6
Tembakau
0,6 – 1,2
Kapas
0,6 – 1,8
Tomat
0,6 – 1,2
Mentimun
0,4 – 0,6
Turnit (semacam lobak)
0,5 – 0,8
Terong
0,8
Walnut
1,7 – 2,4
Rami
0,6 – 0,9
Semangka
0,6 – 0,9
Anggur
0,5 – 1,2
Gandum
0,8 – 1,1
Ara
0,9


Sumber: Keller and Bliesner, 1990
Evapotranspirasi  tanaman adalah evapotranspirasi  acuan  dikalikan dengan  koefisien tanaman yang dirumuskan sebagai berikut:
         ETc   =  ETo x Kc                                                                                           (1)
              Keterangan:
            ETc  adalah evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
            Kc    adalah koefisien tanaman
Perhitungan ETo dapat dilakukan dengan metode Hargreaves-Samani, Hamon, Priesttley-Taylor, Makkink, Turc, Penman–Monteith dan Blaney-Criddle atau menggunakan software Cropwat dan ETo dari FAO.
Perhitungan Eto didapat dari:
       Data klimatologi yang berupa curah hujan, suhu, angin (arah, kecepatan), lama penyinaran. Kelembaban, dll
       Data rencana komoditas yang akan dibudidayakan.
Contoh:
Perhitungan kebutuhan air  ETcrop , dengan metode Blaney-Criddle, pada tanaman jagung yang terletak pada : 70 30’ LS
Data
April
Mei
Juni
Juli
1
temperatur rata-rata (t)
28.30
28.50
28.00
27.50
2
% penyinaran matahari
80.12
85.26
79.96
87.24
3
Koefisient tanaman (kc)
1.05
1.20
1.30
1.10
Perhitungan
kt = kc x kt
4
kt = 0,0311.t + 0,240
1.12
1.13
1.11
1.10
5
3 x 4
1.18
1.35
1.44
1.20
Eto = P (45,7. t + 813): 100
6
(45,7. t + 813): 100
21.06
21.15
20.93
20.70
7
2 x 6
1687.58
1803.63
1673.24
1805.65

Et crop = k x Eto




8
5 x 7                         mm/bln
1984.82
2437.83
2416.23
2175.40

mm/hari
66.16
78.64
80.54
70.17

Selain ETc besarnya kebutuhan air tanaman dipengaruhi pula dengan curah hujan, apabila intensitas hujan terlalu kecil dan tidak dapat membasahi tanah maka diabaikan atau dianggap nol. Curah hujan efektif (Re) untuk irigasi tanaman non padi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kebutuhan irigasi (Irrigation Requirement) yaitu air yang digunakan tanaman (evapotranspirasi) dikurangi dengan curah hujan efektif, yang diformulasikan sebagai berikut:
IR = ETc - Re                                                                                                        (2)
Keterangan:      
IR           adalah kebutuhan irigasi (mm/hari)
          ETc        adalah evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
          Re          adalah curah hujan efektif (mm/hari)
Untuk sawah dengan genangan:
IR = S + ET c + p - Re
S          = pengolahan tanah
P          = perkolasi/ peresapan