Rabu, 04 Maret 2015

Bahan Tambah Beton


2.4 BAHAN TAMBAH



a. Spesifikasi umum:
      Kalsium klorida atau bahan tambahan yang mengandung klorida tidak boleh digunakan pada beton prategang, beton dengan aluminium tertanam, atau beton yang dicor dengan menggunakan bekisting baja galvanis.
b. Jenis-jenis bahan tambahan:
      Ada dua kategori bahan tambahan, yaitu admixture dan aditif. Admixture merupakan bahan tambahan kimiawi yang dapat mengubah sifat beton secara kimia sedangkan aditif merupakan bahan tambahan yang hanya berfungsi sebagai filler dan tidak mengubah sifat secara kimiawi.

Macam-macam admixture:
o Water Reducer/Plasticiser/Super Plasticiser
      Berfungsi mengurangi jumlah air dan semen dengan kekuatan beton yang dihasilkan tetap dan meningkatkan keplastisan beton untuk pengecoran di tempat-tempat yang sulit (karena pengecoran tersebut membutuhkan nilai slump tinggi sehingga bahan tambahan ini lebih dipilih daripada menambah air).
o Viscosity Modifying Admixture (VMA)
      Memodifikasi kohesi (biasanya digunakan untuk self-compacting concrete) tanpa mengubah fluiditas secara signifikan.
o Retarder
     Memperlambat pengikatan awal, digunakan untuk pengecoran jarak jauh dan mass concrete yang perlu panas hidrasi rendah.

Ketiga bahan tambahan diatas ataupun campuran ketiganya harus memenuhi ASTM C494. Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton atau ASTM C1017. Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawi untuk menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi.

o Accelerator
Mempercepat pengikatan dan pengerasan awal beton, digunakan untuk
pengecoran yang berhubungan dengan air/efisiensi waktu pemakaian
cetakan.
o Air Entraining
Menambah gelembung udara pada beton, dapat mengurangi bleeding, mengurangi kebutuhan air dan mengurangi segregasi. Digunakan untuk pengecoran dengan concrete pump. Harus memenuhi SNI 03-2496-1991. Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.

Macam-macam aditif:
o Abu Terbang
Harus memenuhi ASTM C618. Spesifikasi untuk abu terbang dan pozzolan alami murni atau terkalsinasi untuk digunakan sebagai bahan tambahan mineral pada beton semen portland. Meningkatkan kohesi dan mengurangi sensitivitas terhadap perubahan-perubahan kadar air, tetapi harus dijaga agar kadarnya tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan pasta menjadi terlalu kohesif sehingga dapat menghambat daya alir.
o Mineral filler
Misalnya batu kapur, dolomite, dll. Distribusi ukuran partikel, bentuk dan daya serap air mempengaruhi kebutuhan air.
o Kerak Tungku Pijar yang diperhalus
Harus memenuhi ASTM C989. Spesifikasi untuk kerak tungku pijar yang diperhalus untuk digunakan pada beton dan mortar. Mengurangi panas hidrasi, tetapi setting time menjadi lebih lama, pemakaian aditif jenis ini juga meningkatkan resiko segregasi.
o Silica Fume
Harus sesuai dengan ASTM C1240. Spesifikasi untuk silika fume untuk digunakan pada beton dan mortar semen-hidrolis. Meningkatkan kohesi dan daya tahan segregasi, serta mengurangi atau menghilangkan bleeding tetapi jika terlalu banyak dapat menimbulkan percepatan pembentukan kerak di permukaan beton, yang akan menghasilkan coldjoint atau cacat permukaan.
o Aditif lainnya
Metakaolin, pozzolan alami, dan bahan pengisi halus lainnya dapat digunakan, tetapi akibat-akibat yang ditimbulkan perlu dievaluasi secara khusus dan hati-hati terhadap akibat jangka pendek dan panjang yang timbul terhadap beton.

2.5 SERAT
Baik serat metalik maupun polymer dapat digunakan. Serat polymer dapat digunakan untuk membantu mencegah settlement dan retak/crack akibat plastic shrinkage.
Serat besi maupun serat polymer struktural berukuran panjang digunakan untuk memodifikasi daktilitas beton yang telah mengeras. Jumlah dan ukuran panjangnya dipilih berdasarkan ukuran maksimum agregat dan syarat struktural.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar