2.4
BAHAN TAMBAH
a. Spesifikasi
umum:
Kalsium klorida atau bahan tambahan yang
mengandung klorida tidak boleh digunakan pada beton prategang, beton dengan
aluminium tertanam, atau beton yang dicor dengan menggunakan bekisting baja
galvanis.
b. Jenis-jenis
bahan tambahan:
Ada dua kategori bahan tambahan, yaitu admixture
dan aditif. Admixture merupakan bahan tambahan kimiawi yang
dapat mengubah sifat beton secara kimia sedangkan aditif merupakan
bahan tambahan yang hanya berfungsi sebagai filler dan
tidak mengubah sifat secara kimiawi.
Macam-macam admixture:
o Water
Reducer/Plasticiser/Super Plasticiser
Berfungsi mengurangi jumlah air dan semen
dengan kekuatan beton yang dihasilkan tetap dan meningkatkan keplastisan beton
untuk pengecoran di tempat-tempat yang sulit (karena pengecoran tersebut
membutuhkan nilai slump tinggi sehingga bahan tambahan ini lebih dipilih
daripada menambah air).
o Viscosity
Modifying Admixture (VMA)
Memodifikasi kohesi (biasanya digunakan
untuk self-compacting concrete) tanpa mengubah fluiditas secara
signifikan.
o Retarder
Memperlambat pengikatan awal, digunakan
untuk pengecoran jarak jauh dan mass concrete yang perlu panas hidrasi
rendah.
Ketiga bahan tambahan diatas ataupun campuran
ketiganya harus memenuhi ASTM C494. Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk
beton atau ASTM C1017. Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawi untuk
menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi.
o
Accelerator
Mempercepat pengikatan dan pengerasan awal beton,
digunakan untuk
pengecoran yang berhubungan dengan air/efisiensi
waktu pemakaian
cetakan.
o
Air Entraining
Menambah gelembung udara pada beton,
dapat mengurangi bleeding, mengurangi kebutuhan air dan mengurangi
segregasi. Digunakan untuk pengecoran dengan concrete pump. Harus
memenuhi SNI 03-2496-1991. Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk
beton.
Macam-macam
aditif:
o
Abu Terbang
Harus memenuhi ASTM C618. Spesifikasi
untuk abu terbang dan pozzolan alami murni atau terkalsinasi untuk digunakan
sebagai bahan tambahan mineral pada beton semen portland. Meningkatkan kohesi
dan mengurangi sensitivitas terhadap perubahan-perubahan kadar air, tetapi
harus dijaga agar kadarnya tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan pasta menjadi
terlalu kohesif sehingga dapat menghambat daya alir.
o
Mineral filler
Misalnya batu kapur, dolomite, dll.
Distribusi ukuran partikel, bentuk dan daya serap air mempengaruhi kebutuhan
air.
o
Kerak Tungku Pijar yang diperhalus
Harus memenuhi ASTM C989. Spesifikasi
untuk kerak tungku pijar yang diperhalus untuk digunakan pada beton dan mortar.
Mengurangi panas hidrasi, tetapi setting time menjadi lebih lama,
pemakaian aditif jenis ini juga meningkatkan resiko segregasi.
o
Silica Fume
Harus sesuai dengan ASTM C1240.
Spesifikasi untuk silika fume untuk digunakan pada beton dan mortar
semen-hidrolis. Meningkatkan kohesi dan daya tahan segregasi, serta mengurangi
atau menghilangkan bleeding tetapi jika terlalu banyak dapat menimbulkan
percepatan pembentukan kerak di permukaan beton, yang akan menghasilkan coldjoint
atau cacat permukaan.
o
Aditif lainnya
Metakaolin, pozzolan alami, dan bahan
pengisi halus lainnya dapat digunakan, tetapi akibat-akibat yang ditimbulkan
perlu dievaluasi secara khusus dan hati-hati terhadap akibat jangka pendek dan
panjang yang timbul terhadap beton.
2.5
SERAT
Baik serat metalik maupun polymer dapat
digunakan. Serat polymer dapat digunakan untuk membantu mencegah
settlement dan retak/crack akibat plastic shrinkage.
Serat besi maupun serat polymer struktural
berukuran panjang digunakan untuk memodifikasi daktilitas beton yang telah
mengeras. Jumlah dan ukuran panjangnya dipilih berdasarkan ukuran maksimum
agregat dan syarat struktural.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar